K.H. Suhaimi bin Abdul Ghoni adalah putra dari bapak Abdul Ghoni (putra kakak Kholil bin Mahalli). KH. Suhaemi merupakan salah seorang muassis pondok pesantren Al-Hikmah bersama K.H. Kholil bin Mahalli.
Sejak kecil beliau didik ilmu agama dan hidup di kalangan pesantren, kemudian setelah dewasa, KH. Suhaemi merantau ke tanah suci Makkatul Mukaromah untuk memperdalam ilmu agama sekaligus menghafal kitab suci Al-Qur’an.
Sepulang menimba ilmu dari tanah suci, KH. Suhaemi sempat tabarrukan hafalan Al-qur’an kepada K.H. Munawir di Krapyak Jogjakarta, atas dorongan dari gurunya tersebutlah, akhirnya Beliau pda tahun 1927 M mendirikan pondok pesantren Tahfdzul Qur’an di atas tanah ibunya bernama Nyai Habibah, pendirian pondok tersebut juga di hadiri oleh K.H. Munawir untuk memberi restu dan do’a.
Pendirian pondok pesantren yang dilakukan K.H. Suhaemi ini merupakan penyempurnaan kegiatan pengajian yang dilakukan oleh KH. Kholil bin Mahalli untuk masyarakat Benda dan sekitarnya, Setelah mendirikan pesantren tahfidzul qur’an ( sebagai embrio yayasan al-Hikmah ) kemudian di tindak lanjuti dengan mendirikan madrasah tamrinussibyan ( sekarang madrasah ibtidayah tamrinussyiban ) dengan ijin operasional oleh pemerintah Hindia belanda nomor 123/c tahun 1930.
Beberapa ajaran dan amalan yang di warisakan oleh beliu adalah:
kegiatan simakan khotmil Al -Quran di seluruh mushola di desa benda pada nisfu sya’ban. Tradisi ini di juga kelestraiannya oleh peara penghafal al quran, sampai sekarang, hinggajumlah penghafal al quarn mencapai ratusan di desa benda
• Banyak para penghafal Al-Qur’an di desa benda dan sekitarnya merupakan satu diantara usaha dan upaya beliau dalam membumikan Al-Qur’an.
• Pelakasanaan sholat tarawih dengan bacan Al-Qur’an 30 juz dan di lakukan oleh imam ynag hafal al qur an.
• Menggalakkkan tradisi baca Al-Qur’an dengan target satu juz atau seluruh al qan dalam tempo satu hari.
Dari perjuangan Beliau inilah, atas izin Allah tidak sedikit dari alumni Pesantren asuhannya menjadi tokoh dan penyebar dakwah Islam di berbagai penjuru tanah air diantanya, KH. Aminudin ( Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Benda) . KH Idris dan KH Fathoni ( Pengasuh Pesantern Assalafiyah Lawungragi Brebes ) K. Abdul Wahab ( cucu menantu KH. Khalimi ( Pengasuh Pesantren Weleri Kendal ) KH. R. Asnawi – ( Kudus ) KH. Abu Nur Jazuli ( Pengasuh Pesantren Nuriyah Bumiayu ) Kiai Sanusi, KH. Ali Asy’ari dan KH. Saifuddin ( Pengasuh Pesantern Tahfhidul Qur’an Benda, Kiai Abdul Manan ( Pengasuh Darul Hadlonah Penggaron Semarang ), KH. Jamhari Mas’udi ( Pengasuh Pesantren Kaliangkrik Magelang ) KH.. Fauzan Zein ( Pengasuh Pesantren Darul Ulum Rembang ) dan lain sebagainya.
Sejak kecil beliau didik ilmu agama dan hidup di kalangan pesantren, kemudian setelah dewasa, KH. Suhaemi merantau ke tanah suci Makkatul Mukaromah untuk memperdalam ilmu agama sekaligus menghafal kitab suci Al-Qur’an.
Sepulang menimba ilmu dari tanah suci, KH. Suhaemi sempat tabarrukan hafalan Al-qur’an kepada K.H. Munawir di Krapyak Jogjakarta, atas dorongan dari gurunya tersebutlah, akhirnya Beliau pda tahun 1927 M mendirikan pondok pesantren Tahfdzul Qur’an di atas tanah ibunya bernama Nyai Habibah, pendirian pondok tersebut juga di hadiri oleh K.H. Munawir untuk memberi restu dan do’a.
Pendirian pondok pesantren yang dilakukan K.H. Suhaemi ini merupakan penyempurnaan kegiatan pengajian yang dilakukan oleh KH. Kholil bin Mahalli untuk masyarakat Benda dan sekitarnya, Setelah mendirikan pesantren tahfidzul qur’an ( sebagai embrio yayasan al-Hikmah ) kemudian di tindak lanjuti dengan mendirikan madrasah tamrinussibyan ( sekarang madrasah ibtidayah tamrinussyiban ) dengan ijin operasional oleh pemerintah Hindia belanda nomor 123/c tahun 1930.
Beberapa ajaran dan amalan yang di warisakan oleh beliu adalah:
kegiatan simakan khotmil Al -Quran di seluruh mushola di desa benda pada nisfu sya’ban. Tradisi ini di juga kelestraiannya oleh peara penghafal al quran, sampai sekarang, hinggajumlah penghafal al quarn mencapai ratusan di desa benda
• Banyak para penghafal Al-Qur’an di desa benda dan sekitarnya merupakan satu diantara usaha dan upaya beliau dalam membumikan Al-Qur’an.
• Pelakasanaan sholat tarawih dengan bacan Al-Qur’an 30 juz dan di lakukan oleh imam ynag hafal al qur an.
• Menggalakkkan tradisi baca Al-Qur’an dengan target satu juz atau seluruh al qan dalam tempo satu hari.
Dari perjuangan Beliau inilah, atas izin Allah tidak sedikit dari alumni Pesantren asuhannya menjadi tokoh dan penyebar dakwah Islam di berbagai penjuru tanah air diantanya, KH. Aminudin ( Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Benda) . KH Idris dan KH Fathoni ( Pengasuh Pesantern Assalafiyah Lawungragi Brebes ) K. Abdul Wahab ( cucu menantu KH. Khalimi ( Pengasuh Pesantren Weleri Kendal ) KH. R. Asnawi – ( Kudus ) KH. Abu Nur Jazuli ( Pengasuh Pesantren Nuriyah Bumiayu ) Kiai Sanusi, KH. Ali Asy’ari dan KH. Saifuddin ( Pengasuh Pesantern Tahfhidul Qur’an Benda, Kiai Abdul Manan ( Pengasuh Darul Hadlonah Penggaron Semarang ), KH. Jamhari Mas’udi ( Pengasuh Pesantren Kaliangkrik Magelang ) KH.. Fauzan Zein ( Pengasuh Pesantren Darul Ulum Rembang ) dan lain sebagainya.
Sumber : www.alhikmahdua.net
0 komentar:
Post a Comment