Wednesday, 12 October 2016

Latar Belakang Tahlilan

Latar belakang Tahlil itu memang awalnya merupakan budaya masyarakat Indonesia yg beragama non-Islam sebelum Islam masuk ke Indonesia. Namun karena di satu sisi nabi Muhammad Saw. khususnya Islam sendiri yg memiliki sifat menghargai (toleran), maka ekspansi Islam tidak dengan cara merusak & meniadakan apa yang telah menjadi tradisi masyarakat  non-Islam sebelumnya. Namun, upaya ekspansi Islam ini dengan fleksibelitasnya mampu mengislamkan orang Nusantara ini dengan mudah & tanpa kekerasan apapun. Tentunya kelenturan & cara beradaptasi baik yang dijadikan senjata ampuh oleh penyebar Islam tempo dulu.

Secara historis, keberadaan tahlil adalah salah satu wujud keberhasilan islamisasi terhadap tradisi2 masyarakat Indonesia pra-Islam. Tradisi masyarakat Indonesia ketika ada orang meninggal adalah berkumpul di rumah duka pada malam hari untuk berjudi, mabuk-mabukan & sebagainya. Lambat laun seiring dengan Islam yang mulai menyentuh mereka, acara tersebut diisi dengan nilai-nilai keislaman yang dapat mendatangkan manfaat kepada orang yang meninggal dunia, keluarga duka, serta masyarakat secara umum. Dari sini kemudian tradisi tahlilan berkembang luas di tengah masyarakat seperti yg diamalkan oleh masyarakat saat ini.

Tradisi kumpul-kumpul yg dilakukan oleh masyarakat non-Islam dulu itu tidak dirusak & tidak disuruh bubar begitu saja oleh penyebar agama Islam dahulu. Jika sebaliknya yg terjadi, maka entah seperti apa lagi Islam di mata masyarakat non-Islam dahulu hingga sekarang. Maka dari itu, masyarakat non-Islam yang berkumpul ketika ada acara kematian itu diubah melalui pendekatan pengaplikasian dg nilai-nilai keislaman sebagai dakwah yg paling jitu & tidak harus merusak yg sudah ada. Hingga akhirnya acara itu bernilai sebagaimana yg diamanatkan oleh syariat Islam.
 

Tahlilan sekarang tak lain merupakan rasionalisasi & penalaran dg menggunakan dalil-dalil dari Al-Qur’an & al-Hadits. Pemantapan pemahaman mengenai tradisi, kedamaian, dan eksistensi Islam itu sendiri disuguhi dg beraneka dalil yang cukup jelas. Bagi mereka yg mengerti metode penyebaran Islam, silakan melihat sejarah tentang penyebaran Islam & bagaimana Islam ketika itu. Tentunya dg sifatnya yg fleksibel, Islam mampu masuk ke Indonesia dg damai & tentram, tidak dengan kasar & wajah garang.





0 komentar:

Post a Comment